Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Koalisi Muda DemRes Fasilitasi Lintas Organisasi Bahas Isu Kepemudaan di Bireuen

 


KabarJW – Koalisi muda Demokrasi Resiliensi (DemRes) Bireuen, memfasilitasi puluhan organisasi lintas kepemudaan di Kabupaten Bireuen, guna membahas berbagai isu yang saat ini sedang berkembang di daerah.

Pertemuan lintas organisasi tersebut berlangsung di salah satu cafe di Bireuen, Selasa (9/5/2023) sekira pukul 14.00 WIB.

Amatan KabarJW di lokasi, diskusi antar orang muda di Bireuen ini, dipandu oleh Nurulyana dan Chandra Rizki, komunitas muda dari Generasi DemRes Bireuen. Mereka berhasil mengajak sejumlah 26 pemuda dari berbagai perwakilan organisasi, untuk berdiskusi aktif selama tiga jam lebih.

Beberapa organisasi kepemudaan yang turut hadir di kegiatan tersebut antara lain, jurnalis warga, generasi Demres, KNPI PK-Gandapura, HMI, SKPP, beberapa organisasi mahasiswa (ormawa), dan sejumlah Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP).

Nurulyana, selaku panitia sekaligus fasilitator mengatakan, pertemuan ini diadakan bertujuan untuk mengkonsolidasikan pemuda dan mahasiswa di Kabupaten Bireuen, dan membahas isu-isu kepemudaan yang saat ini sedang berkembang di daerah.

"Para peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan ide dan gagasan mengenai isu, usulan program, sekaligus membahas upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan daerah," sebut sapaan Dek Yun itu.

Ia juga menyebutkan, saat kegiatan berlangsung, para peserta berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai berbagai isu yang sedang terjadi di masyarakat.

"Peserta bertukar pikiran mengenai berbagai isu kepemudaan yang saat ini sedang berkembang di daerah, seperti bidang politik, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi," ujarnya

Kegiatan ini, tambah Nurulyana, dilaksanakan oleh Koalisi Muda DemRes dan didampingi oleh LSM GeRAK Aceh dalam program DemRes.

Sementara itu, Ananda Fildza Alifa, salah satu peserta, mengakui bahwa di Bireuen banyak anak muda yang sangat potensial. Namun masih memiliki beberapa keterbatasan, salahsatunya kurangnya literasi dan melemahnya budaya berfikir kritis.

“saya sepakat bahwa diskusi ini adalah awal, dan bukan terakhir. Tapi dibutuhkan wadah intelektual untuk saling sharing, dan saling berkolaborasi,” ujar pemudi asal Bireun, yang juga Bacaleg DPR RI PKS Dapil II.

Selain itu, di forum diskusi tersebut, Fildza menegaskan, beberapa isu yang menarik untuk diadvokasi, adalah Pemilu yang jurdil, kebebasan berpendapat, serta mendorong keterwakilan pemuda termasuk perempuan untuk maju ke dalam kancah perpolitikan, serta memilih pemimpin yang bertarung gagasan, bukan sekedar popularitas.


[Penulis : Muhammad Khairul Umam/ Jurnalis Warga]


Posting Komentar

0 Komentar