Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Kecewa, Warga Jangka Adukan Rumah Rehab Tidak Sesuai Janji Aparatur

 


KabarJW- Edidian Putra (31) sangat bahagia mendapatkan kabar, jika rumah ibunya adalah salah satu penerima rumah rehab di Gampong Alue Bayeu Utang, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen.

Awalnya informasi yang diperoleh, gampong tersebut mengalokasikan Dana Desa Tahun Anggaran 2023 sekitar 800 Juta untuk 10 penerima, dengan masing-masing pembangunan rumah bangun baru dengan biaya 80 Juta/ rumah.

“terakhir saya dapat informasi, bahwa pihak Kecamatan menyarankan jangan buat baru, tapi direhab saja agar tidak menghabiskan banyak anggaran. Saya tidak tau proses dan kebenarannya, yang jelas akhirnya cuma pembangunan rehab untuk lima rumah saja, dengan alokasi 15 juta/rumah”, ungkapnya pada tim KabarJW saat bertemu di salah satu café di Peusangan.

Tentu sebagai warga, pria yang akrab disapa Edi, tetap menerima keputusan dari aparatur desa. Karena kondisi rumah ibunya, memang sangat membutuhkan rehab.

Namun, Edi mulai ragu, karena pada akhir September 2023 saat diantarkan bahan bangunan, hanya diberikan kayu sekitar 1 ton ke rumah orangtuanya. Dia yang bertanya kepada beberapa orang yang sering membangun rumah, kisaran harga kayu yang didapatkan 5 juta.

“saya dapat kayu yang kualitasnya biasa, dan kisarannya mungkin paling mahal 5 juta. Terus saya juga dapat kusen pintu, mungkin sekitar 200 ribu,” ujarnya.

Dirinya sempat mempertanyakan tentang perihal tersebut, dia beranggapan akan ada penyaluran barang tahap kedua dan seterusnya. Mengingat barang yang diberikan tidak sampai 15 juta.

“saya sudah tanyakan ke aparatur, hanya itu saja yang bisa diberikan oleh gampong. Selanjutnya akan disalurkan kembali jika TPK sebelumnya, sudah mengembalikan dana gampong yang dipinjam untuk pribadi”, tambahnya kemudian.

Kebingungan Edi semakin bertambah, karena ada desas desus dan diduga jika Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) tahun 2016 di gampong setempat, meminjam dana desa dan pertanggungjawaban yang tidak selesai.

“sekarang TPK itu menghilang, dan kami tidak tau entah dimana dia sekarang. Kami masyarakat juga tidak diberikan penjelasan mengenai perkembangan pria itu, jadi kami juga tidak faham apa yang sebenarnya terjadi. Tentu kami tidak mau menduga atau menuduh seseorang, karena kami tidak ada buktinya,” ujar Edi.

Tapi dia hanya mempertanyakan terkait kondisi rumah ibunya, sebagaimana yang telah dijanjikan.

Mirisnya, karena Edi sering mempertanyakan hal tersebut dia sempat dikatakan “jika kamu tidak setuju dengan apa yang sedang terjadi, maka penerima akan dialihkan kepada yang lain,” sontak dia kaget.

Anehnya lagi, kata-kata yang sempat dikira sebagai ancaman, benar-benar terjadi. Sabtu (3/2/2024) sekira jam 10 pagi, papan yang sudah sempat diberikan diambil kembali oleh oknum perangkat desa.

“saat itu saya sedang tidak dirumah, ketika saya kembali kayunya sudah tidak ada lagi,” ungkapnya kesal.

Menurutnya empat penerima lainnya juga kesal dengan ulah aparatur, yang diduga tidak terbuka dan bertanggungjawab. Saat ini mereka menerima dan menggunkan kayu tersebut.

"Saya terima aja dulu, tapi jika papan proyek tidak sesuai, saya akan cabut dan bawa ke rumah Keuchik," ujar Edi mengulang pernyataan warga.

Geuchik Gampong Alue Bayeu Utang, Muda Balia, saat ditemuai oleh tim KabarJW, membenarkan jika rumah rehab yang sebelumnya diberikan, memang sudah sudah diambil kembali oleh pihak pemerintahan gampong.

“semenjak kami berikan bahan rehab, Edi tidak menggunakan sebagaimana mestinya. Dia juga banyak kali complain. Lagipula bantuan tersebut kami batalkan, karena rencana awal kita berikan kepada ibunya, tapi sekarang ibunya sudah meninggal”. Ujar Keuchik saat diwawancarai, yang juga ditemani oleh beberapa aparatur gampong.

Sedangkan mengenai anggaran 15 juta/ rumah rehab, dan kayu yang tidak diterima sesuai janji, dikarenakan dana desa tidak cukup, dan akan diberikan jika sudah ada pengembalian pinjaman dana desa, dari salah satu oknum.

“kami juga sedang ada masalah, ada warga yang meminjam dana desa sekitar 200 juta dari dana BUMG. Sebagian sudah dikembalikan, jadi kami tunggu sisa yang akan dikembalikan itu,” ungkapnya kemudian.

Pihak aparatur sudah mencoba menghubungi warga tersebut, tapi dirinya mengatakan sedang berada diluar daerah. Informasi yang beredar, warga tersebut juga mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) dari salah satu Partai Nasional (Parnas).

Muda Balia menyampaikan, untuk bantuan yang sudah dicabut, akan didiskusikan kembali dalam rapat gampong, dan akan dialihkan ke warga yang lain yang lebih membutuhkan.

 

Penulis : M. Yaziz dan Rahman Efendi/ Jurnalis Warga Bireuen

Posting Komentar

0 Komentar