Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Miris, Kisah Lansia Kakak Beradik Pengumpul Botol Bekas

Bireuen – Ummiyah (73) dan adiknya Rohani (68), warga Dusun Damai Gampong Pulo Kiton, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, hidup serba kekurangan.

Untuk bertahan hidup, di usia sangat senja seperti itu, mereka masih harus mencari botol bekas di jalanan. Pekerjaan itu dilakukans setiap hari, demi membeli sesuap nasi.

Kepada KabarJW, Senin (3/10/2022) mereka mengatakan pekerjaan itu dilakukan mulai pukul 07.00 WIB, menempuh rute Pulo Kiton ke Lhok Awe Awe, Reuleut, Cot tarom Baroh, Cot Tarom Tunong.

Rumah yang mereka tempati saat ini merupakan bantuan Pemerintah Gampong Pulo Kiton.

Dibangun sesuai besaran tanah yang mereka miliki. Bangunan tersebut terdiri dari dua blok terpisah dengan lima kamar tidur untuk lima keluarga.

Ironisnya mereka semua masih tergabung dalam Kartu Keluarga (KK) Rohani. Belum ada yang memiliki KK mandiri. Bilapun ada, hanya Ummiyah, itupun sekadar fotocopy.

Sumur di rumah itu tanpa lantai. Hanya menggunakan material semen pecah – pecah, jangankan digunakan untuk mencuci pakaian, berdiri mandi saja susah.

Dapur tempat memasak berada di ruang tamu, berdampingan tempat tidur cucu-cucunnya. Sebagian pakaiannya disimpan dalam kardus, karena tidak ada lemari, sementara pakaian dewasa harus mereka taruh di teras rumah, begitu juga barang perlengkapan dapur.

Rohani memiliki seorang cucu bernama Fitriani (8) yang belum bersekolah. Meskipun setiap pagi dia minta dimandikan dan diantarkan ke sekolah. Tapi mereka terlalu miskin, untuk memberikan Fitriani pendidikan yang baik.

Beberapa bulan sekali Ummiyah mendapatkan bantuan PKH Lansia berupa beras dan telur. Sementara Ummiyah hanya menerima BLT-DD. Bilapun ada bantuan lain hanya sirup, gula yang dibagikan setiap jelang Ramadan. Selebihnya sedekah dari hamba Allah. [Afrizal/ Jurnalis Warga]

Posting Komentar

0 Komentar