Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Akibat Genangan Air, Banyak Warga Kecelakaan di Blang Bladeh Bireuen

 


KabarJW – Kondisi genangan air di jalan lintas nasional Medan-Banda Aceh, tepatnya di depan Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI), Gampong Blang Bladeh, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, sangat tidak aman dilalui oleh pengguna jalan.

Banyak diantara mereka yang mengalami kecelakaan, bahkan sampai merenggut nyawa.

Amzir Ishak (37), Keuchik Gampong Blang Bladeh kepada KabarJW (25/5/2023) mengaku bahwa dirinya hampir menjadi korban di lokasi genangan air depan kampus UNIKI tersebut.

“karena menghindari genangan air, saya hampir tertabrak. Hitungan menit saja jika hujan, air sudah menggenangi badan jalan. Kalau cuaca cerah baru kering tiga atau empat hari, tapi kalau mendung bisa jadi hampir seminggu,” ujar Amzir.

Ia juga berharap, persoalan di jalan negara tersebut, bisa ditangani secepatnya. Jika tidak, dikhawatirkan lubangnya akan semakin dalam dan semakin berbahaya untuk keselamatan pengendara.

Sementara itu, Munir Yunus (49), mantan Keuchik Blang Bati, Mukim Alue Rheng, Kecamatan Peudada, juga mengaku pernah menjadi korban akibat genangan air di Blang Bladeh itu.

“saya dan anak juga salah satu korban genangan air disana. Pada saat berkendara, mobil didepan saya mengindari lubang dan dengan tiba-tiba menghidupkan lampu sein (tanda pengendara belok ke kiri atau ke kanan). Sedangkan saya dibelakang langsung menabrak mobil di depan, kami pun terjungkal ke badan jalan,” kenang Munir.

Munir Yunus (49) Korban Kecelekaan 2018 sambil menunjuk bekas jahitan luka didagunya

Kondisinya waktu itu kepalanya bocor, seluruh wajahnya luka-luka. Sedangkan kaki, mengalami luka robek

Saat itu dirinya dirawat selama seminggu di RSUD Fauziah Bireuen, dan berobat jalan dua bulan.

“Cukup kami yang menjadi korban, jangan tunggu sampai angka mencapai ratusan dan viral baru ditangani, semestinya di area tersebut wajib ada rambu-rambu lalu lintas atau plang peringatan, dan ada lampu jalan,” pungkasnya kemudian.

Informasi dihimpun KabarJW dari masyarakat sekitar, lokasi genangan air tersebut sering terjadi kecelakaan, bahkan sampai merenggut nyawa.

Warga sekitar mempertanyakan ketinggian tambalannya, dan disarankan lebih rendah lagi agar para pengguna lebih aman, tidak merasa seperti tanjakan kecil.

Sementara itu, Drs Jailani SH.MM, selaku Wakil Rektor III UNIKI, mengaku pihaknya juga sudah melakukan pengerasan diarea tersebut, karena berada tepat di depan kampus mereka.

“kami juga sudah melakukan upaya semampu kami, pengerasan jalan, memasang lampu, tapi karena jalan lintas nasional, pengendaranya juga sangat banyak. Jadi perbaikannya memang harus maksimal dan membutuhkan anggaran yang besar. Terkait saluran disamping kampus, juga sedang kami bicarakan solusinya,” terangnya.

Selain itu, Husni, Kasi Pemeliharaan jalan di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bireuen, juga mengaku sudah menyurati pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banda Aceh pada tanggal 27 September 2021 lalu, namun sampai saat ini belum ada respon.

Mereka juga berencana akan segera melakukan pengecekan ke lokasi, agar mengetahui bagaimana kondisi jalan sebenarnya.

Sedangkan Safriadi, Sekeretaris Dinas Perhubungan juga menjelaskan tentang prosedur pemasangan fasilitas keselamatan di jalan.

"Terakhir dilakukan pada 2021, dan biasanya bergilir dibagi untuk 23 kabupaten/kota di Aceh. Dalam kurun waktu lima tahun, baru mendapatkan kembali kesempatan untuk 100 Km jalan, itupun tergantung ketersediaan anggaran," ujarnya.

Ia menyarankan pihak UNIKI untuk menyurati Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD), terkait kondisi genangan air didepan kampus, dan tembusanya disampaikan sebagaimana biasa, dan kemudian Dishub siap mendukung.

 [Penulis : Afrizal/ Jurnalis Warga Bireuen]


Posting Komentar

0 Komentar