Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Prihatin, Lansia Stroke di Jeunieb Delapan Tahun Terbaring di Rumah

 


KabarJW– Jamilah Binti Abubakar (80), warga Meunasah Tambo, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen, mengalami stroke selama delapan tahun, hingga saat ini masih terbaring di tempat tidurnya sambil menggenggam tasbeh menggunakan tangan kirinya.

Amatan KabarJW, semua aktifitas Jamilah dibantu keluarga, mulai dari makan, mandi dipakaikan pakaian, dan mengenai Buang Air Besar (BAB) sudah lama mereka tidak memiliki WC, sehingga selama ini ketika BAB terpaksa menggali lobang tanah di belakang rumah.

Keprihatinan tersebut sudah dialaminya sejak 2015 hingga 2024, diperkirakan akan berlanjut karena tidak ada biaya untuk mengobati sakitnya itu. Jangankan untuk beli obat, makan sehari-hari saja harus bergantung pada anak dan cucunya.

Awal mula Jamilah mengalami stroke pada 2015 silam. Diketika itu, pada sore hari menjelang magrib saat sedang jongkok mengumpulkan padi jemuran, secara tiba-tiba matanya gelap hanya terlihat warna hijau muncul saat dibuka, lalu dipanggil anaknya untuk dibawa masuk ke dalam rumah, karena sudah malam, akhirnya esoknya baru dilarikan ke tempat pijit penyakit stroke di Cot Tring Simpang Mamplam.

Di tempat pengobatan tersebut, Jamilah menjalani pengobatan selama tiga bulan sepuluh hari. Sementara untuk keseimbangan, dilakukan juga pemerikasaan dua kali ke Puskesmas Jeunieb.

Cerita itu disampaikan Jamilah kepada KabarJW saat disambangi ke kediamannya, Senin (5/2/2024).

Jamilah mengaku, keluarganya saat ini sangat membutuhkan wc, sarana dan prasarana kebutuhan sehari-hari yang layak.

Dirinya tidak pernah mengeluh karena fakir, tapi hanya saja menceritakan nasib yang dialaminya selama ini karena sudah disambangi ke kediamannya.

"Kami tidak pernah mengeluh dengan kondisi yang dialami selama ini. Walaupun hidup dalam penderitaan setiap hari, namun kami terus bersyukur dan berpikir positif. Semoga kami diberikan kesehatan dan kemudahan selalu," ujar Jamilah kepada KabarJW.

Walaupun setiap harinya Jamilah hanya bisa makan ala kadar menggunakan minyak bekas gorengan dan garam dijadikan sebagai pauknya, namun rasa syukur tak pernah luput dari wanita bernasib malang itu.

Saat ditanya mengenai kondisi rumahnya, Jamilah hanya menjawab bahwa masih layak untuk ditempati walaupun setiap musim hujan, genangan air selalu membuat gubuk itu mengalami banjir.

"Keluarga kami bekerja sebagai petani kebun. Sehari tak kerja, sehari gak makan kak. Begitulah kami disini, hanya bisa mensyukuri," sebut Jamilah seraya mengaku tidak memiliki kendaraan satupun di rumah.

Ia berharap, semoga dirinya bersama keluarga bisa hidup lebih layak ke depannya.


Penulis : Afrizal/ Jurnalis Warga Bireuen

Posting Komentar

0 Komentar