KabarJW– Camat Kota Juang, Musni Saputra, S.IP., M.Ec.Dev, melakukan peletakan
batu pertama pembangunan rumah bantuan pemerintah gampong bagi Nurhayati,
seorang janda dalam kategori miskin ekstrem yang tinggal di Gampong Geulanggang
Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen.
“Alhamdulillah, satu minggu lalu telah dilakukan
prosesi peusijuk, dan hari ini kami lakukan peletakan batu pertama. Kita
harapkan Pemerintah Gampong Geulanggang Teungoh dapat segera menyelesaikan
pembangunan rumah layak huni ini. Semakin cepat diselesaikan, semakin cepat
pula penerima manfaat bisa menempatinya,” ujar Musni Saputra, yang juga
merupakan mantan Sekretaris Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Bireuen.
Musni menegaskan bahwa Nurhayati merupakan penerima
bantuan yang tepat. Selain tergolong keluarga miskin ekstrem, ia juga memiliki
tanggung jawab besar merawat anaknya, Ikhawani, seorang penyandang disabilitas
ganda — autisme berat dengan keterbatasan fisik dan mental.
"Dengan tempat tinggal yang layak, sehat, dan
tidak kumuh, interaksi dan aktivitas sehari-hari ibu dan anak ini akan jauh
lebih mudah," tambahnya.
Di tempat terpisah, Keuchik Gampong Geulanggang
Teungoh, Ibrahim, S.Ag, saat diwawancarai KabarJW di kediamannya pada
Sabtu, 8 Agustus 2025, menjelaskan bahwa pemerintah gampong bersama lembaga
Tuha Peut telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp70 juta dari Dana Desa Tahun
Anggaran 2025 untuk membangun rumah tersebut.
“Saat ini baru dilakukan penarikan dana sebesar Rp25
juta dari pencairan Dana Desa tahap pertama. Karena dana tahap kedua belum
masuk, progres sementara baru sampai pada pembangunan pondasi. Jika tidak ada
kendala, pembangunan ditargetkan rampung dalam dua bulan, yakni Agustus hingga
September 2025,” jelas Ibrahim.
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) pembangunan rumah ini
diketuai oleh Safrizal (Kepala Dusun Lagang), dibantu oleh Suardi (Ketua
Pemuda) dan Murdani (Tuha Lapan). Mereka bertanggung jawab atas pelaksanaan
teknis pembangunan di lapangan.
Selain menerima bantuan rumah, Nurhayati juga tercatat
sebagai salah satu guru balai pengajian di gampong tersebut. Keuchik Ibrahim
membenarkan bahwa ia menerima jerih bulanan sebesar Rp100 ribu per bulan.
“Nilainya memang kecil, tapi itu diberikan serentak
setiap tiga bulan kepada total 15 guru balai pengajian di wilayah kami,”
imbuhnya.
[Afrizal/ Jurnalis Warga]
0 Komentar