KabarJW– Nurhayati (62), warga Dusun Lagang, Gampong Geulanggang Teungoh,
Kecamatan Kota Juang, Bireuen, telah tinggal menumpang di atas lahan wakaf
milik pemerintah gampong selama hampir empat dekade, sejak 1985.
Sejak kepergian suaminya, Ismail, yang meninggal pada
2023, ia hidup berdua bersama putrinya, Ikhawani, penyandang disabilitas ganda
(autisme berat fisik dan mental), di rumah yang kerap tergenang banjir saat
musim hujan.
“Jangankan mengurus, kantor Baitul Mal Bireuen pun
saya tidak tahu di mana alamatnya,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca kepada KabarJW,
Senin (7/7).
Sambungnya kemudian “Saya berharap semoga pihak
gampong, dinas terkait, atau para donatur bisa membantu membangun satu unit
rumah untuk saya. Hingga saat ini saya belum mampu membangun sendiri, untuk
makan saja dari pemberian para hamba Allah.”
Nurhayati sejatinya telah membeli sebidang tanah
berukuran 7x20 meter di dusun tempat tinggalnya, hasil penjualan tanah warisan
keluarganya di Cot Bate, Kecamatan Kuala.
Namun keterbatasan ekonomi membuatnya belum mampu
membangun rumah di atas lahan itu. Selama ini, ia mengandalkan bantuan dari
Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), serta sedekah
warga dan wali santri dari balai pengajian yang ia kelola. Ia mengajar Jus Amma
dan kitab Masa’ilal, dan menerima honor Rp300 ribu setiap tiga bulan dari
pemuda gampong.
Selama masa konflik Aceh dahulu, ia pernah
berpindah-pindah mengungsi ke rumah sanak saudara sambil menggendong anaknya,
untuk menghindari desingan peluru.
Kini ia menetap di tanah wakaf, namun dengan kondisi
bangunan seadanya dan risiko kebanjiran tinggi karena letaknya lebih rendah
dari badan jalan.
“Sudah pernah saya laporkan ke Pak Keuchik. Jawabannya,
yang penting siapkan tanah aja dulu. Mengenai banjir, timbun aja sendiri.”
Ungkapnya.
Pemerintah gampong mengakui Nurhayati sebagai salah
satu warga prioritas, untuk mendapat bantuan rumah pada tahun 2025.
Hal ini disampaikan oleh Keurani (sekretaris desa)
Gampong Geulanggang Teungoh, Zainuddin.
“Iya, untuk beliau jadi prioritas gampong tahun 2025,
tapi kami juga pantau kalau Nurhayati tidak menerima rumah bantuan dari Baitul
Mal Bireuen tahun ini supaya tidak dobel.” ungkapnya melalui pesan WhatsApp.
Namun, menurut keterangan Zubir Putra, Sekretaris
Baitul Mal Bireuen yang baru dilantik, nama Nurhayati tidak tercantum dalam
daftar calon penerima bantuan rumah tahun 2025.
“Saya baru menjabat sebulan dan sedang dalam tahap
penyesuaian. Tapi setelah kami cek, nama Nurhayati tidak ada dalam daftar
penerima bantuan tahun ini,” jelas Zubir.
Dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas dan
tanggungan anak berkebutuhan khusus, Nurhayati menggantungkan harapan pada
perhatian pihak berwenang dan para dermawan untuk bisa mewujudkan rumah layak
yang telah ia idamkan selama puluhan tahun.
[Afrizal/ Jurnalis Warga]
0 Komentar