KabarJW – Sejak awal tahun 2025, perekonomian di Kecamatan Jeumpa, Kabupaten
Bireuen, dirasakan semakin menantang, terutama bagi para pelaku usaha kecil.
Ikhsan, seorang pedagang kelontong di Jalan Elak Medan–Banda Aceh, Gampong Cot
Tarom Baroh, harus menghadapi realitas sulit akibat melonjaknya harga kebutuhan
pokok yang terus berlangsung hampir setiap hari.
Selama periode Januari hingga Juli 2025, Ikhsan
mengaku harus mengeluarkan modal lebih besar setiap kali berbelanja stok barang
dagangan. Sementara itu, daya beli masyarakat menurun drastis karena mereka
mulai menyesuaikan pengeluaran dengan pemasukan harian yang terbatas.
“Kami harus tambah modal tiap hari karena harga
sembako naik dari satu hingga dua ribu rupiah, bahkan bisa lima ribu dalam
seminggu. Dulu orang beli minyak goreng setengah kilo, sekarang cuma satu ons
atau seperempat kilo. Begitu juga beras, dari satu atau setengah sak kini satu
bambu,” ungkap Ikhsan saat ditemui KabarJW, Minggu (26/07/2025).
Kondisi ini memaksa para pedagang untuk lebih kreatif
dan berhati-hati dalam mengelola usaha. Tidak hanya itu, masyarakat pun menjadi
lebih selektif dalam membeli kebutuhan sehari-hari, bahkan untuk sembako
sekalipun.
Kenaikan harga sembako yang signifikan membuat pola
konsumsi masyarakat berubah. Berikut rincian harga kebutuhan pokok yang semakin
mahal dibandingkan beberapa bulan lalu:
- Beras premium merek cap Panah satu sak naik dari Rp 215.000 menjadi
Rp 250.000
- Cap Rantang satu sak dari Rp 200.000 menjadi Rp 240.000
- Cap Jempol dan Cap Dua Jari masing-masing naik dari Rp 205.000
menjadi Rp 245.000 per sak
- Gula pasir naik dari Rp 18.000 menjadi Rp 20.000 per kilogram
- Minyak goreng satu liter naik dari Rp 18.000 menjadi Rp 20.000
- Telur ayam satu papan naik dari Rp 48.000 menjadi Rp 55.000
- Bawang merah melonjak dari Rp 40.000 menjadi Rp 55.000 per kilogram
- Bawang putih sempat turun ke Rp 45.000 namun kini kembali naik ke
Rp 50.000 per kilogram
- Mie instan merek Indomie Rp 3.500 per bungkus, Intermie Rp 5.000
per empat bungkus
- Kopi sachet merek Ulee Kareng naik dari Rp 18.000 menjadi Rp 25.000
per rantang
Selain itu, harga sayuran dan buah-buahan juga ikut
meningkat. Kol kini dijual Rp 7.000 per kilogram, wortel stabil di Rp 10.000,
dan labu Jepang naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 6.000 per buah.
Situasi ini tentu menjadi tantangan besar bagi
pedagang kecil seperti Ikhsan dan konsumen di daerah ini. Mereka berusaha
mencari jalan tengah agar roda ekonomi tetap berjalan, meski dengan kondisi
yang serba terbatas.
“Kami harus pintar-pintar mengatur stok dan harga jual
supaya pelanggan tetap datang. Tapi jelas, semua jadi lebih sulit,” tambah
Ikhsan.
[Afrizal/ Jurnalis Warga]
0 Komentar