Bireuen- Perhimpunan Penyandang
Disabilitas Indonesia (PPDI) kabupaten Bireuen, menggelar perayaan maulid Nabi
Muhammad SAW, Sabtu, 29 Oktober 2022 yang bertempat di Aula Panti Jompo,
Gampong Cot Bada Baroh, kecamatan Peusangan, kabupaten Bireuen.
Kegiatan ini dihadiri
oleh puluhan disabilitas dan keluarga yang mendampingi. Mereka terlihat sangat
antusias, apalagi turut hadir penceramah kondang Aceh, Tgk. Muhammad Yusuf atau
akrab disapa Abiya Jeunib.
Dalam sambutannya, Pj
Bupati Bireuen, Dr Aulia Sofyan, Ph.D diwakili oleh Anwar, S.Ag, M.A.P kepala
Dinas Syariat Islam (DSI) Bireuen, menyampaikan bahwa sangat salut, disabilitas
sukses menyelenggarakan kegiatan maulid Nabi, dengan sangat khidmat. Dirinya mengharapkan
agar moment ini menjadi refleksi kita untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW,
dan termotivasi untuk terus mengimplementasi empat sifat Rasulullah yaitu Siddiq,
Amanah, Tabligh, dan Fatanah.
“keteladanan Rasulullah
patut dicontoh, dan harus diaplikasikan ke kehidupan kita sehari-hari. Tidak sekedar
seremoni, tapi esensi didalamnya,” katanya.
Husaini, ketua PPDI,
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi
dan berkontribusi, menyukseskan perayaan Maulid tersebut. Kegiatan sakral ini
adalah sebagai bentuk kecintaan ummat kepada Nabi Muhammad, SAW.
“didalam keterbatasan
kami disabilitas, kami ingin menunjukkan bahwa kami bisa seperti masyarakat
pada umumnya, dan menjadikan moment ini untuk berbagi dan memperkuat silaturrahmi.”,
ungkapnya.
Hampir serupa, Sekdis Dinsos Bireuen, Alfian S.Pd menyatakan kekompakan, saling berbagi dan kekeluargaan ini merupakan bentuk dari salah satu prilaku Nabi, yang gemar dalam menjaga silaturrahmi. Maka rawat terus hal seperti ini. Disisi lain dirinya juga menyinggung untuk terus berusaha mendukung, agar kebutuhan disabilitas di kabupaten Bireuen terakomodir sebagaimana mestinya.
Selain itu Murni M.
Nasir dari LSM GeRAK Aceh, yang selama ini intens mendampingi PPDI, memberikan motivasi
singkat agar disabilitas jangan pantang menyerah, semangat dengan segala
keistimewaan yang Allah berikan.
“kita harus ubat mindset publik bahwa kalian tidak hanya dipandang sebelah mata, bukan juga sekedar peminta-minta. Tapi kalian bisa melakukan kegiatan yang sangat luarbiasa, dengan segala keterbatasan.” Katanya. Bahkan dia menambahkan bahwa disabilitas harus mampu mendorong agar hak-hak disabilitas terpenuhi, baik dilevel gampong, kecamatan maupun kabupaten. Serta ikut memastikan mereka terlibat dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban program pemerintah.
Murni juga menyinggung terkait
alokasi dana desa, yang saat ini banyak dihamburkan untuk Bimtek aparatur ke luar
daerah, tapi masyarakatnya yang marjinal tidak dipedulikan sedikit pun. Dalih-dalih
dana desa yang setiap tahunnya ratusan juga, tapi hanya dimamfaatkan oleh
segelintir oknum.
Sementara itu Abiya Jeunib sebagai penceramah tunggal, yang merupakan Pimpinan Dayah Rauhul Mudi Al Aziziyah, sekaligus Ketua Umum Barisan Muda Ummat (BMU), menyampaikan tausiyah singkat tapi sangat bermakna. Dirinya merasa sangat terharu melihat antusias disabilitas yang telah berhadir, melaksanakan dan memeriahkan maulid Rasulullah. Dirinya menamsilkan bahwa yang sebenarnya “sakit” adalah dirinya sendiri.
“hari ini saya tidak tau
harus menyampaikan ceramah seperti apa, saya tidak ada bahan. Karena sesungguhnya
apa yang saya lihat hari ini, adalah bentuk nyata kecintaan luarbiasa kepada
Rasulullah,” ujarnya dengan suara parau menahan rasa haru.
Dirinya juga mengaku ada
beberapa hal yang membuatnya terenyuh dan simpati, yaitu jika bersama anak
yatim piatu, fakir miskin, dan disabilitas. Karena didalam keterbatasan dan
secara fisik mereka buta, tapi hatinya tidak. Malah yang mestinya diragukan
adalah yang fisiknya sehat, tapi ternyata jiwa dan hatinya yang sakit.
Abiya pun mengisahkan
tentang keutamaan bersedekah, dengan mengulang riwayat pada masa Rasulullah. Tamu
yang hadir tidak mampu menahan haru, sambil menyeka air mata. Sesungguhnya berbagi
bukan hanya pada saat harta kita banyak, tapi juga pada saat kesulitan, bahkan
dalam bentuk apapun. Allah SWT akan membalasnya berlipatganda.
Peringatan Maulid juga
disertai santunan anak yatim, yang dipimpin oleh Abiya. Baik santunan dari Abiya
sendiri, maupun donasi dari Bank Aceh Cabang Kabupaten Bireuen.
Usai kegiatan semua
peserta dan tamu undangan menyantap kenduri Maulid bersama, jelas terlihat rasa
keakraban diantara mereka tanpa membedakan satu sama lain, karena perbedaan
adalah anugerah Sang Kuasa.
[Nurulyana/ Halimah dari
Jurnalis Warga Bireuen]
0 Komentar