Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


15 Jurnalis Warga dari Komunitas Daweut Apui Ikuti Training Jurnalistik

 

KabarJW- Komunitas Daweut Apui ialah kumpulan jurnalis warga Bireuen menyelenggarakan training jurnalistik, yang dilaksanakan di aula Bappeda Kabupaten Bireuen, Kamis (26/1/2023).

Daweut Apui merupakan binaan Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), didukung oleh USAID dan Internews Media.

Kegiatan ini diikuti oleh 15 peserta dari berbagai unsur baik masyarakat, mahasiswa, jurnalis kampus, dan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Dengan mengusung tema “Mendorong Perbaikan Layanan Publik Melalui Jurnalis Warga”, bertujuan agar peserta dapat memahami lebih intens mengenai transparansi dan akuntabilitas social, sehingga mampu mengadvokasi keluhan layanan publik melalui produk jurnalistik yang berkualitas.

Murni, selaku koordinator Daweut Apui, menyebutkan bahwa jurnalis warga harus mampu menyuarakan hati masyarakat yang tak terdengar.

"kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keilmuan peserta dalam menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas" jelas Murni lebih lanjut.

Kegiatan yang berlangsung sehari tersebut dibuka oleh Erwien Dyayoesman, dari MEL & Capacity Building Manager, Internews USAID Media.

Dalam arahannya Erwien mendorong jurnalis warga, untuk memberikan informasi yang ada ditengah masyarakat, kepada publik untuk mendorong pelayanan yang lebih baik di kabupaten Bireuen.

"Saya berharap, jurnalis warga dapat menyampaikan informasi sesuai dengan fakta dan data yang ada, sehingga upaya ini dapat menyelamatkan kawan-kawan semua, serta pentingnya memahami UU ITE," ujarnya.

Saat ini program yang didukung untuk jurnalisme warga ada di tujuh wilayah yaitu Jember (Jawa Timur), Luwu Utara (Sulawesi Selatan), Manokwari (Papua Barat), Wamena (Papua), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Serang (Banten) dan Bireuen (Aceh).

Pada sesi pemaparan materi, narasumber pertama yaitu Akhyar Rizki, wartawan dari Harian Rakyat Aceh.

Dirinya menyampaikan bahwa menjadi Jurnalis warga dapat dilakukan oleh siapapun, karena jurnalis warga tidak berada dibawah naungan sebuah perusahaan media, dan biasanya jurnalisme warga tidak berorientasi pada keuntungan (non profit).

Bahkan Akhyar menyebutkan untuk menjadi jurnalis warga maka harus memahami Kode Etik Jurnalistik (KEJ), termasuk bagaimana menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas.

“produk jurnalistik warga, dapat dilihat dalam berita, blog pribadi, foto atau video yang direkam dari kamera telepon genggam, ataupun berita yang ditulis oleh suatu komunitas,” urainya kemudian.

Narasumber lainnya yaitu Muhajir Juli selaku Pemred Komparatif.id, mengupas tentang teknik menulis feature.

Diakhir kegiatan, seluruh peserta melakukan praktik menulis berita dan feature, dilanjutkan dengan bedah tulisan oleh kedua narasumber.

[Syahrati & Ichlassul Amal/ Jurnalis Warga Bireuen]

Posting Komentar

0 Komentar